BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fakta menunjukkan , bahwa sains
(dalam konteks ilmu – ilmu kealaman ) dan agama adalah dua hal yang semakin
memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia . Perkembangan sains di dunia
modern tidak berarti menurunnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia ,
sebagai mana selama ini diprediksi dalam teori sekularisasi. Kecenderungan
semakin menguatnya agama dan sains ini menarik perhatian banyak kalangan
,terutama berkenaan dengan hubungan antar keduanya . banyaknya pandangan dan
doktrin agama yang tampak bertentangan dengan teori sains modern memungkinkan
terjadinya konflik antara agama dan sains. Contoh kasusnya dapat dilihat pada
eksekusi gereja terhadap Galileo pada abad ke 19 dan perdebatan panjang antara
pendukung teori evolusi dan teori penciptaan menjadi bukti nyata betapa konflik
yang saling menegasikan telah mewarnai hubungan antara sains dan agama. Di
sinilah pentingnya memahami kedua area tersebut agar tidak terjebak pada
pembenaran di satu sisi dan penyalahan di sisi lainnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ilmu Kealaman
atau Sains ?
2. Ada berapa macam pendekatan
Ilmu-ilmu Kealaman dalam Studi Islam?
3. Bagaimana perspektif Islam
terhadap Sains ?
4. Bagaimana perkembangan dan
kemajuan Sains dan Teknologi menurut Al-Qur’an?
C.
Tujuan Penulisan
Dapat
mengetahui dan memahami :
1.
Pengertian
Ilmu Kealaman atau Sains
2.
Macam-macam
pendekatan Ilmu-ilmu Kealaman dalam Studi Islam
3.
Perspektif
Islam terhadap
Sains
4.
Perkembangan
dan kemajuan Sains dan Teknologi menurut Al-Qur’an
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu Kealaman atau Sains
Sains atau ilmu alam (bahasaInggris: natural
science) adalah istilah yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai ilmu
yang merujuk kepada obyek-obyek yang berada di alam yang bersifat umum dan dengan
menggunakan hukum-hukum pasti yang berlaku kapanpun dan dimanapun.
Sains (science) diambil dari kata
latin scientia yang berarti pengetahuan. Sunddan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan
Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara
untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu.Sains merupakan produk dan
proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process,
inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11).
B.
Macam-macam Pendekatan Ilmu Kealaman dalam Studi
Islam
Salah satu bentuk
kekhawatiran kaum agamawan terhadap teori evolusi adalah pada penafsiran mereka
bahwa teori evolusi cenderung meniadakan ruangan bagi Tuhan. Dengan mengatakan
bahwa makhluk hidup, tak terkecuali manusia, muncul dengan sendirinya melalui
seleksi alam (natural selection) yang gradual, peran Tuhan sebagai pencipta
menjadi terusik. Belum lagi pernyataan teori ini tentang keberadaan makhluk
hidup secara tidak sengaja( by chance) bagi kehidupan makhluk mulai meluntur.
Makhluk tidak akan lagi butuh penyelamatan dari Tuhan dan karena itu agama
tidak lagi dibutuhkan.[2]
Kajian ini mencoba memperbincangkan
perihal pertautan antara sains yang notabene berada dalam wilayah ilmu- ilmu
alam dan agama yang berada dalam wilayah sakral. Diawali perbincangan ini
dengan mengetengahkan pemikiran John F. Haught yang membagi menjadi empat
pendekatan dalam pengertian ini.
Adapun
pendekatan- pendekatan tersebut yaitu:
1.
Pendekatan Konflik
Yaitu suatu keyakinan bahwa pada
dasarnya sains dan agama tidak dapat dirujukkan. Menyatakan bahwa agama
dilandaskan pada asumsi- asumsi apriori atau keyakinan, sedangkan sains tidak
mau menerima begitu saja segala sesuatu sebagai benar. Selain itu, agama
terlalu bersandar pada imajinasi liar, sedangkan sains bertumpu pada fakta yang
dapat diamati. Agama terlalu emosional, penuh gairah dan subyektif, sedangkan
sains berusaha untuk tidak memihak, tidak terlalu bergairah, dan obyektif.
Berbagai antitesi ini tampaknya semakin menambah petunjuk bahwa antara
sains dan agama terdapat suatu permusuhan timbal balik yang tidak dapat
diatasi.
2.
Pendekatan Kontras
Yaitu suatu pernyataan bahwa tidak
ada pertentangan yang sungguh- sungguh karena agama dan sains memberi tanggapan
terhadap masalah yang sangat berbeda. Berpendapat bahwa banyak ilmuwan dan
teolog tidak menemukan adanya pertentangan diantara agama dan sains. Menurut
mereka, masing- masingnya adalah valid meskipun hanya dalam batas ruang lingkup
penyelidikan mereka sendiri yang sudah jelas. Jadi, kita tidak boleh menilai
agama dengan tolak ukur sains, dan sebaliknya, tidak boleh menilai sains dengan
tolak ukur agama. Bagi pendekatan kedua ini, tegas dinyatakan bahwa langkah
yang baik adalah agama dan sains tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain.
Sains dan agama merupakan cara pemahaman akan realitas yang benar- benar
terlepas dari satu sama lain sehingga tidak ada artinya sama sekali kalau
dipertentangkan keduanya.
3.
Pendekatan Kontak
Yaitu suatu pendekatan yang
mengupayakan dialog, interaksi dan kemungkinan adanya”penyesuaian” antara sains
dan agama dan terutama mengupayakan cara- cara bagaimana sains ikut
mempengaruhi pemahaman religius dan teologis.
Pendekatan ini tampaknya lebih
mencoba menggapai kejelasan suatu tahap guna mengupayakan suatu gambaran yang
jelas dan padu perihal pertautan antara sains dan agama. Pendekatan ini
mengemukakan bahwa pengetahuan ilmiah dapat memperluas cakrawala keyakinan
religius dan bahwa perspektif keyakinan religius dapat memperdalam pemahaman
kita tentang alam semesta. Bagi pendekatan ini meyakini bahwa tanpa melakukan
campur tangan ke dalam metode – metode yang khas bagi seorang ilmuwan,
keyakinan keagamaan dapat tumbuh subur di samping sains , hal itu terjadi
dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga keduanya bersama – sama
bisa menghasilkan satu makna bersama, suatu makna yang lebih cerah ketimbang
makna yang dapat memberikan oleh salah satu dari keduanya . Sebagai penegasan
lagi bagi pendekatan ini , bahwa entah alam semesta ataupun Tuhan , tetapi
justru karena alam semesta dan Tuhan senantiasa terlalu agung untuk dapat
dicakup akal budi manusia , pemikiran - pemikiran kita , baik dalam sains
maupun agama , juga selalu terbuka untuk diperbaiki . Oleh karena itu , sains
dan agama bisa saling kontak secara penuh makna hanya ketika mereka sepakat
untuk bermain dengan aturan – aturannya .
4.
Pendekatan Konfirmasi
Yaitu suatu perspektif yang lebih
tenang, tetapi sangat penting, perspektif ini menyroyi cara- cara agama pada
tataran yang mendalam, mendukung, dan menghidupkan segala kegiatan ilmiah.
Pendekatan ini menegaskan bahwa
bentuk ‘’konfirmasi’’ sama artinya atau sejajar dengan ‘’mendukung ‘’ ,
atau juga ‘’memperkuat’’ satu sama lain . Bagi pendekatan ini , bahwa
alam semesta ini adalah suatu totalitas yang terbatas , koheren ,
rasional dan tertata . Memberikan gambaran umum tentang segala sesuatu yang
secara konsisten mendorong pencarian ilmiah akan membebaskan ilmu pengetahuan
itu dari keterkaitan – keterkaitan pada ideologi – ideologi yang membelenggu .
Sains bahkan tidak dapat muncul tanpa mengakar diri dalam sejenis ‘’keyakinan’’
apriori bahwa alam semesta ini adalah suatu totalitas benda - benda yang
tertata secara rasional . renungkan dan sadari ) bahwa ‘’di luar sana’’ ada
suatu dunia yang nyata . Pendek kata , pandangan pendekatan konfirmasi ini menegaskan
kembali bahwa relasi agama dan sains perlu ditempatkan sebagai fungsi
konfirmasi dan kontradiksi . Agama sangat erat terkait dengan sains tanpa harus
melebur dengannya . Implikasi – implikasi agama bagi sains jauh lebih radikal ,
dan menyubur kan daripada yang dimungkinka oleh ketiga pendekatan yang
lain .[4]
Berkaitan dengan studi islam ,
berbagai pemaparan tersebut di atas , dapat dikaitkan dengan Al Qur’an Surat Al
Imron 190 dan 191 yang menyatakan : ‘’sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda – tanda bagi orang
yang berakal . Yaitu orang - orang yang mengingat Allah sambil berdiri ,
duduk , atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata) : ya Tuhan kami , tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia – sia . Maha suci Engkau , peliharalah kami dari siksa neraka.
C.
Perspektif Islam terhadap Sains dan Teknologi
Perspektif Islam terhadap Sains dan
Teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan
modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan
bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains
dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari
keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan
anugerah bagi manusia sebagai khalifatullah di bumi untuk diolah dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Perspektif Islam terhadap Sains dan
Teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang
diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS.
Al-Alaq: 1-5).
Ayat lain yang mendukung
pengembangan sains adalah firman Allah Swt. yang berbunyi bahwa:
Artinya: “Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-si. Maha Suci Engkau, Maka
peliharalah kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran: 190-191).
Ayat-ayat di atas adalah sebuah
support yang Allah berikan kepada hambanya untuk terus menggali dan
memperhatikan apa-apa yang ada di alam semesta ini. Tak heran, jika seorang ahli sains
Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian terhadap Al-Quran dan
Bibel dari sudut pandang sains modern, menyatakan bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an
dengan sains modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula saya
mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam
fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh
pengetahuan yang ringkas. Dengan membaca teks arab secara teliti sekali saya
dapat menemukan catatan yang membuktikan bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu
pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.
Selain banyak memuat tentang
pentingnya pengembangan sains, Al-Quran juga dapat dijadikan sebagai inspirasi
ilmu dan pengembangan wawasan berpikir sehingga mampu menciptakan sesuatu yang
baru dalam kehidupan. Hanya saja, untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan
kemampuan untuk menggalinya secara lebih mendalam agar potensi alamiah yang
diberikan Tuhan dapat memberikan kemaslahatan sepenuhnya bagi keselarasan alam
dan manusia.
D.
Perkembangan dan Kemajuan Sains dan Teknologi
menurut Al-Qur’an
Pengembangan sains merupakan tugas
manusia, karena terus meneliti untuk mendapatkan ilmu baru adalah sebuah
kewajiban bagi manusia. Di samping itu, Alloh menugaskan manusia untuk terus
belajar dari apa yang diperoleh dari hasil kajian itu. Alloh memerintahkan
agar manusia terus mengembangkan sains itu menjadi teknologi guna peningkatan
taraf hidup dan kualitas hidup manusia.
Karena upaya peningkatan taraf hidup
adalah tanggung jawab manusia.Oleh karena itu, Alloh memberikan manusia
kemampuan berpikir dan bekerja untuk menghasilkan teknologi baru dari apa yang
mereka dapat dari hasil kajian ilmiah itu. Ilmu genetik molekuler dan
kedokteran ditandai oleh perkembangan yang sangat luar biasa penghasil ilmu
baru dan teknologi pengobatan yang canggih dari hasil kajian berbagai pakar
kedokteran. Dibawah ini disajikan beberapa hasil kajian ilmiah dan pengembangan
teknologi pengobatan yang diharapkan dapat menyelamatkan dan meningkatkan
kualitas kesehatan manusia.
a)
Sains Kedokteran dan Kesehatan
1.
Sel buatan
Organisme yang hidup pada masa datang akan terbagi dua kelompok, yaitu kelompok yang alamiah artinya
seluruh komponen
sel dan organnya berasal
dari hasil perkawinan. Sedangkan kelompok kedua organisme yang seluruh selnya
berasal dari
sel buatan
yang berasal dari sumber yang
diinginkan. Kecanggihan ilmu dan teknologi membuat sesuatu yang mustahil
menjadi mudah. Kemajuan itu dalam kesehatan menciptakan teknologi baru dengan
membentuk jenis baru sel manusia dari sistem cell. Sel ini disebut
dengan pluripoten yang artinya sebuah sel punya kemampuan terbatas
untuk berkembang menjadi banyak jaringan dari suatu organisme.
Alloh selalu mengisyaratkan bahwa
kembangkanlah sains menjadi teknologi, karena hakikatnya sains dan teknologi
yang dihasilkan itu adalah untuk keselamatan dan kesejahteraan manusia sesuai
surat Yunus ayat 101, bahwa kajilah apa yang ada di bumi, karena kamu adalah
sebagai pemimpin alam.
2.
Transformasi Fungsi Sel
Selyang rusak akibat berbagai hal
misalnya akibat penyakit kanker dan berbagai penyakit lainnya yang menyebabkan
kerusakan sel dapat disembuhkan atau sel yang rusak itu diperbaiki dengan cara
mencangkokkanstem cell kedalam tubuh penderita. Bila hasil ini berjalan
baik, maka suatu harapan bagi penderita AIDS karena kekebalan tubuhnya yang
hilang akibat diserang virus HIV dapat dikembalikan.
Selain stemcell juga dikenal sel tunas. Sel tunas adalah suatu sel
yang mempunyai kemampuan mengubah dirinya menjadi struktur yang berbeda dengan
asalnya. Sel ini dapat berubah struktur menjadi sel embrio.
Dengan kemampuan yang luar biasa
berkembang dan memiliki modifikasi yang luas menjadi setiap organ dalam tubuh
manusia, sebenarnya sel tunas berkemampuan menciptakan manusia baru dari sel
tunggal. Hal ini tentulah dengan kemajuan sains dan bioteknologi masa depan,
dan pasti atas restu Alloh swt.
3.
Genome
Genom (Ing. genome),
dalam genetika dan biologi molekular modern,
adalah keseluruhan informasi
genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme,
atau khususnya keseluruhan asam
nukleat yang memuat informasi
tersebut.Secara fisik, genom dapat terbagi menjadi molekul-molekul asam nukleat
yang berbeda (sebagai kromosom atau plasmid),
sementara secara fungsi, genom dapat terbagi menjadi gen-gen. Istilah
genom diperkenalkan oleh Hans Winkler dari Universitas
Hamburg, Jerman,
pada tahun 1920,
mungkin sebagai gabungan dari kata gen dankromosom atau
dimaksudkan untuk menyatakan kumpulan gen.
Setiap organisme memiliki genom
yang mengandung informasi biologis yang diperlukan untuk membangun tubuhnya dan
mempertahankan hidupnya serta diwariskan ke
generasi berikutnya.Dengan sejumlah interaksi kompleks, urutan nukleotida komponen
penyusun asam nukleat digunakan untuk membuat semua protein pada
suatu organisme pada waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini menjadi komponen
pembentuk tubuh organisme atau memiliki kemampuan membuat komponen pembentuk
tubuh tersebut atau mendorong reaksi metabolisme yang
diperlukan untuk hidup. Kebanyakan
genom, termasuk milik manusia dan
makhluk hidup bersel lainnya,
terbuat dari DNA (asam
deoksiribonukleat), namun sejumlah virus memiliki
genom RNA (asam
ribonukleat).
Kajian yang mempelajari genom
dikenal sebagai genomika (genomics).
Saat ini, urutan nukleotida pada genom sejumlah organisme telah dipetakan
seluruhnya dengan teknik sekuensing
DNA dalam berbagai proyek genom,
misalnya Proyek Genom Manusia yang
diselesaikan pada tahun 2003. Perbandingan genom organisme dapat memberikan
informasi mengenai karakteristik organisme tersebut, evolusinya,
dan berbagaiproses
biologis.
4.
Rekayasa Genetik
Kemajuan sains dan teknologi saat
ini yang masih belum ada kesepakatan para cendikiawan dan ulama. Bagaimana
pandangan islam terhadap kemajuan yang luar biasa itu. Kita mengambil contoh
kaitan agama Islam dengan kemajuan sains, khususnya genetika dan lebih fokusnya
tubuh manusia yang saat ini dihebohkan akibat adanya kemungkinan cloning pada
manusia.
Manusia super yang berpengaruh di
jagad raya ini, atau manusia yang sangat dicintai ataupun manusia genius serta
para artis cantik, mereka sama dengan manusia biasa akan mati. Mati merupakan
proses alamiah secara biologis maupun proses kimiawi. Impian lahir kembali
orang yang dicintai pada era kemajuan super canggih teknologi ini adalah hal
yang lumrah dan tidak sulit. Keinginan untuk mengkloning diri sendiri atau
orang lain adalah keinginan yang mungkin dilakukan saat ini. Alasan lain untuk
mengklon manusia juga disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan seseorang
untuk melahirkan anak (infertilitas), eugenics, mengalomania seperti yang
dialamiHitler, keperluan akan spare park (suku cadang) atau organ
manusia untuk tujuan transplantasi, membantu riset kedokteran atau hanya
sekedar memuaskan rasa ingin tahu peneliti.
Pemakaian organ manusia sebagai
objek penelitian saat ini masih bertentangan dengan hak asasi manusia. Kloning
terbatas pada embrio manusia pada berbagai laboratorium telah diizinkan oleh
salah satu laboratorium di bawah pengawasan House of Lords di Inggris. Melalui
perdebatan sengit akhirnya Houseof Lords mengizinkan proses kloning terbatas
pada manusia.
Proses itu adalah sebagai berikut :
a. Isolasi sel telur dari
ibu sebagai donor untuk proses bayi tabung
b. Isolasi sel telur dan
sperma untuk difertilisasi dalam tabung reaksi di laboratorium
c. Proses pembuahan telur
dan tumbuh menjadi zigot dan embrio dikembangkan sesuai dengan proses alamiah
dalam rahim ibu yang telah ditentukan calon ibu sebagai ibu bayi tabung
d. Sel yang bertumbuh hingga mampu menjadi
berbagai tipe sel somatik (dikenal sebagai sel induk) berflasenta banyak
e. Terbentuknya sejumlah
sel hingga 100 sel, pada tahap blastocyt dalam jangka beberapa hari setelah
pembuahan
f. Proses kloning pada
manusia hanya terbatas di laboratorium resmi yang terjaga dan dilindungi oleh
undang-undang agar dapat dipertanggungjawabkan
Allah telah memberikan karunia
kepada manusia kemampuan untuk mengiris dan menyambung DNA yang merupakan
materi dasar yangmengatur kehidupan manusia itu dengan ditemukannya enzim
endonuklease yang dapat memotong rangkaian DNA dan ligase yang dapat merangkai
atau menyambung kembali. Dengan demikian, pakar genetika dan biologi molekuler
telah mampu melakukan pengirisn DNA pada segmen tertentu, kemudian memindahkan
irisan DNA tersebut dan disambungkan ke DNA lain dari makhluk yang lain pula.
Inilah yang dikenal dengan rekayasa genetik.
5.
Pandangan Islam terhadap Kloning Manusia
Kloning adalah proses penciptaan
manusia melalui jalur aseksual tanpa perkawinan yang lazim dilakukan(Jumin,2002c).
Proses penciptaan manusia ini telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat
Al-Mukminun ayat 12-14.Setelah tubuh manusia tercipta, maka Allah kembali
berfirman dalam surat As-Sajadah ayat 9.[10]
¢OèOçm1§qy™y‡xÿtRurÏmŠÏù`ÏB¾ÏmÏmr•‘(Ÿ@yèy_urãNä3s9yìôJ¡¡9$#t»|Áö/F{$#urnoy‰Ï«øùF{$#ur4Wx‹Î=s%$¨Bšcrãà6ô±n@ÇÒÈ
Artinya:Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Proses penciptaan manusia sebagai
mana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah proses sunnatullah. Kloning pada
manusiapun merupakan proses penciptaan melalui sunnatullah yang lain. Mengklon
manusia secara alamiah tidak bertentangan dengan hukum alam(sunnatullah).
Proses keilmuan apabila tidak mengikuti sunnatullah tidak mungkin terwujud.
Dalam sunnatullah itu terdapat restu Allah.
Pendapat lain mengatakan bahwa
dalam Al-Qur’an manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Tetapi
mengapa kita manusia sendiri yang merusaknya dengan membuat kloning yang banyak
mengandung miliaran sel yang abnormal.
Ilmu baru sempurna kalau beragama.
Agama baru cukup kalau berilmu. Keduanya membuka rahasia alam dari seginya
masing-masing. Keduanya adalah minuman yang tak terpisahkan,untuk menghilangkan
dahaga jiwa manusia, sehingga manusia itu mencapai hidup yang seimbang. Tujuan
dari agama yang benar dan ilmu yang benar hanyalah satu, yaitu menuju mendekati
kebenaran yang mutlak. Ilmu itu untuk mengetahui dan agama untuk memperkuat
iman beragama, dan agama untuk memberi arah mulia dari akal(Hamka,1977:199)
Pendekatan Studi Islam dalam Ilmu Fisika
Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu yang menguak rahasia alam dan mencari kebenaran tentang hukum-hukum yang berlaku di alam.Pertama, unsur pertama dalam kegiatan fisika adalah observasi atau pengamatan terhadap bagian alam yang ingin kita ketahui sifat dan kelakuan pada kondisi tertentu. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan sebagaimana pada ayat 101 surah Yunus:
قُلِ انْظُرُوا
مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ
قَوْمٍ لا يُؤْمِنُونَ
Katakanlah (wahai Muhammad): Periksalah dengan intizhor apa-apa
yang ada di langit dan di bumi.Perintah ini menunjukkan agar manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan alam di sekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal dan sumber bahan serta makanan selama hidupnya.
Kedua, pengukuran. Kuantifikasi dilakukan semaksimal mungkin, sebab segala sesuatu akan menjadi kabur dalam fisika apabila hanya dinyatakan secara kualitatif. Fisika adalah ilmu kuantitatif sebagaimana sains pada umumnya. Di dalam Al-Qur’an sendiri dinyatakan dalam ayat 49 surah al-Qomar:
إِنَّا كُلَّ
شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Sesungguhnya Kami menciptakan segala segala sesuatu dengan ukuran.Ketiga, analisis data yang terkumpul dari berbagai pengukuran atas besaran-besaran fisika yang terlibat, yang dilakukan melalui proses pemikiran kritis, dan yang keempat adalah evaluasi hasil-hasilnya dengan penalaran yang sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional. Pentingnya peranan pikiran yang kritis dan penalaran yang rasional ini bagi pengungkapan kelakuan alam semesta ditekankan dalam ayat 11 dan 12 surah an-Nahl:
Dia menumbuhkan bagimu, dengan air hujan itu, tanaman-tanaman zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat ayatullah bagi orang yang mampu berpikir. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu; dan bintang-bintang itu ditundukkan (bagimu) dengan perintah-Nya; sebenarnya pada yang demikian itu terdapat ayatullah bagi kaum yang menalar.
Contoh berikunya adalah lautan yang tidak bercampur satu sama lain. Firman Allah SWT,”Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing.” (Al Qur’an, 55:19-20).
Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan “tegangan permukaan”, air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
Newton tidak penemu dan menemukan teori gravitasi. Teori dan konsep gravitasi telah dijelaskan sebelumnya oleh ilmuwan muslim Al-Biruni dan juga oleh ilmuwan muslim Al-Kazimi. Jadi teori dan hukum gravitasi oleh Newton yang dikenal dunia ilmu pengetahuan sekarang, bersumber pada ide dan gagasan ilmuwan muslim sebelumnya yaitu Al-Kazimi dan Al-Biruni. Ilmuwan muslim tersebut belajar gravitasi, terinspirasi oleh ayat-ayat Al-Qur’an (wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW). Al-Kazini dan Al-Biruni disamping belajar ilmu sains juga belajar Al-Qur’an. Sungguh Al-Qur’an itu merupakan petunjuk bagi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta pedoman hidup di dunia maupun di akhirat.
Ketika manusia belum mengetahui tentang ilmu fisika, tegangan permukaan, maupun ilmu kelautan, Al-Quran telah menjelaskannya dari dulu, ketika mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, pada tahun 610 Masehi. Demikianlah beberapa contoh tentang keterkaitan antar Al-Quran dan ilmu fisika, karena Al-Quran sumber ilmu pengetahuan.
BAB
III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Sains atau ilmu alam (bahasa Inggris: natural
science) adalah istilah yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai
ilmu yang merujuk kepada obyek-obyek yang berada di alam yang bersifat umum dan
dengan menggunakan hukum-hukum pasti yang berlaku kapanpun dan dimanapun.
Di dalam pengertian
pendekatan ilmu kealaman dalam studi islam, John F Haught membagi menjadi empat
pendekatan dalam pengertian ini.Yaitu pendekatan konflik,pendekatan kontras,pendekatan
kontak dan pendekatan konfirmasi.
Perspektif Islam terhadap Sains dan
Teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan
modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan
bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi.
Hasil perkembangan dan kemajuan
sains dan teknologi meliputi sains kedokteran dan kesehatan, transformasi
fungsi sel, genome, rekayasa genetik, dan kloning.
b. Kritik dan
Saran
Demikianlah makalah ini kami buat,
kami menyadari tentunya makalah ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, baik
itu kesalah tulisan atau kesalahan materi, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari segenap pembaca dan dosen pengampu senantiasa kami
harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,
Amin. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Pokja UIN Sunan
Kalijaga, 2005.
Jumin,
Hasan Basri. Sains dan Teknologi dalam Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo,
2012.
M.
Atho’ Mudzhar. Pendekatan Studi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
M.
Atho’Mudzhar. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar