Rabu, 02 Desember 2015

Pendekatan Ilmu-ilmu Kealaman



BAB 1
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Fakta menunjukkan , bahwa sains (dalam konteks ilmu – ilmu kealaman ) dan agama adalah dua hal yang semakin memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia . Perkembangan sains di dunia modern tidak berarti menurunnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia , sebagai mana selama ini diprediksi dalam teori sekularisasi. Kecenderungan semakin menguatnya agama dan sains ini menarik perhatian banyak kalangan ,terutama berkenaan dengan hubungan antar keduanya . banyaknya pandangan dan doktrin agama yang tampak bertentangan dengan teori sains modern memungkinkan terjadinya konflik antara agama dan sains. Contoh kasusnya dapat dilihat pada eksekusi gereja terhadap Galileo pada abad ke 19 dan perdebatan panjang antara pendukung teori evolusi dan teori penciptaan menjadi bukti nyata betapa konflik yang saling menegasikan telah mewarnai hubungan antara sains dan agama. Di sinilah pentingnya memahami kedua area tersebut agar tidak terjebak pada pembenaran di satu sisi dan penyalahan di sisi lainnya.
B.                 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ilmu Kealaman atau Sains ?
2. Ada berapa macam pendekatan Ilmu-ilmu Kealaman dalam Studi Islam?
3. Bagaimana perspektif Islam terhadap Sains ?
4. Bagaimana perkembangan dan kemajuan Sains dan Teknologi menurut Al-Qur’an?

C.                Tujuan Penulisan
       Dapat mengetahui dan memahami :
1.                  Pengertian Ilmu Kealaman atau Sains
2.                   Macam-macam pendekatan Ilmu-ilmu Kealaman dalam Studi Islam
3.                  Perspektif Islam terhadap Sains
4.                  Perkembangan dan kemajuan Sains dan Teknologi menurut Al-Qur’an


BAB 2
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Ilmu Kealaman atau Sains
Sains atau ilmu alam (bahasaInggris: natural science) adalah istilah yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai ilmu yang merujuk kepada obyek-obyek yang berada di alam yang bersifat umum dan dengan menggunakan hukum-hukum pasti yang berlaku kapanpun dan dimanapun.
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang berarti pengetahuan. Sunddan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu.Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11).
B.                 Macam-macam Pendekatan Ilmu Kealaman dalam Studi Islam
Salah satu bentuk kekhawatiran  kaum agamawan terhadap teori evolusi adalah pada penafsiran mereka bahwa teori evolusi cenderung meniadakan ruangan bagi Tuhan. Dengan mengatakan bahwa makhluk hidup, tak terkecuali manusia, muncul dengan sendirinya melalui seleksi alam (natural selection) yang gradual, peran Tuhan sebagai pencipta menjadi terusik. Belum lagi pernyataan teori ini tentang keberadaan makhluk hidup secara tidak sengaja( by chance) bagi kehidupan makhluk mulai meluntur. Makhluk tidak akan lagi butuh penyelamatan dari Tuhan dan karena itu agama tidak lagi dibutuhkan.[2]
Kajian ini mencoba memperbincangkan perihal pertautan antara sains yang notabene berada dalam wilayah ilmu- ilmu alam dan agama yang berada dalam wilayah sakral. Diawali perbincangan ini dengan mengetengahkan pemikiran John F. Haught yang membagi menjadi empat pendekatan dalam pengertian ini.
Adapun pendekatan- pendekatan tersebut yaitu:
1.                  Pendekatan Konflik
Yaitu suatu keyakinan bahwa pada dasarnya sains dan agama tidak dapat dirujukkan. Menyatakan bahwa agama dilandaskan pada asumsi- asumsi apriori atau keyakinan, sedangkan sains tidak mau menerima begitu saja segala sesuatu sebagai benar. Selain itu, agama terlalu bersandar pada imajinasi liar, sedangkan sains bertumpu pada fakta yang dapat diamati. Agama terlalu emosional, penuh gairah dan subyektif, sedangkan sains berusaha untuk tidak memihak, tidak terlalu bergairah, dan obyektif. Berbagai antitesi ini tampaknya semakin menambah petunjuk bahwa antara sains  dan agama terdapat suatu permusuhan timbal balik yang tidak dapat diatasi.
2.                       Pendekatan Kontras
Yaitu suatu pernyataan bahwa tidak ada pertentangan yang sungguh- sungguh karena agama dan sains memberi tanggapan terhadap masalah yang sangat berbeda. Berpendapat bahwa banyak ilmuwan dan teolog tidak menemukan adanya pertentangan diantara agama dan sains. Menurut mereka, masing- masingnya adalah valid meskipun hanya dalam batas ruang lingkup penyelidikan mereka sendiri yang sudah jelas. Jadi, kita tidak boleh menilai agama dengan tolak ukur sains, dan sebaliknya, tidak boleh menilai sains dengan tolak ukur agama. Bagi pendekatan kedua ini, tegas dinyatakan bahwa langkah yang baik adalah agama dan sains tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain. Sains dan agama merupakan cara pemahaman akan realitas yang benar- benar terlepas dari satu sama lain sehingga tidak ada artinya sama sekali kalau dipertentangkan keduanya.
3.                  Pendekatan Kontak
Yaitu suatu pendekatan yang mengupayakan dialog, interaksi dan kemungkinan adanya”penyesuaian” antara sains dan agama dan terutama mengupayakan cara- cara bagaimana sains ikut mempengaruhi pemahaman religius dan teologis.
Pendekatan ini tampaknya lebih mencoba menggapai kejelasan suatu tahap guna mengupayakan suatu gambaran yang jelas dan padu perihal pertautan antara sains dan agama. Pendekatan ini mengemukakan bahwa pengetahuan ilmiah dapat memperluas cakrawala keyakinan religius dan bahwa perspektif keyakinan religius dapat memperdalam pemahaman kita tentang alam semesta. Bagi pendekatan ini meyakini bahwa tanpa melakukan campur tangan ke dalam metode – metode yang khas bagi seorang ilmuwan, keyakinan keagamaan dapat tumbuh subur di samping  sains , hal itu terjadi dengan suatu  cara yang sedemikian rupa sehingga keduanya bersama – sama bisa menghasilkan satu makna bersama, suatu makna yang lebih cerah ketimbang makna yang dapat memberikan oleh salah satu dari keduanya . Sebagai penegasan lagi bagi pendekatan ini , bahwa entah alam semesta ataupun Tuhan , tetapi justru karena alam semesta dan Tuhan senantiasa terlalu agung untuk dapat dicakup akal budi manusia , pemikiran  - pemikiran kita , baik dalam sains maupun agama , juga selalu terbuka untuk diperbaiki . Oleh karena itu , sains dan agama bisa saling kontak secara penuh  makna hanya ketika mereka sepakat untuk bermain dengan aturan – aturannya .
4.                  Pendekatan Konfirmasi
Yaitu suatu perspektif yang lebih tenang, tetapi sangat penting, perspektif ini menyroyi cara- cara agama pada tataran yang mendalam, mendukung, dan menghidupkan segala kegiatan ilmiah.
Pendekatan ini menegaskan bahwa bentuk  ‘’konfirmasi’’ sama artinya atau sejajar dengan ‘’mendukung ‘’ , atau juga ‘’memperkuat’’ satu  sama lain . Bagi pendekatan ini , bahwa alam  semesta ini adalah suatu totalitas yang terbatas , koheren , rasional dan tertata . Memberikan gambaran umum tentang segala sesuatu yang secara konsisten mendorong pencarian ilmiah akan membebaskan ilmu pengetahuan itu dari keterkaitan – keterkaitan pada ideologi – ideologi yang membelenggu . Sains bahkan tidak dapat muncul tanpa mengakar diri dalam sejenis ‘’keyakinan’’ apriori bahwa alam semesta ini  adalah suatu totalitas benda - benda yang tertata secara rasional . renungkan dan sadari ) bahwa ‘’di luar sana’’ ada suatu dunia yang nyata . Pendek kata , pandangan pendekatan konfirmasi ini menegaskan kembali bahwa relasi agama dan sains perlu ditempatkan sebagai  fungsi konfirmasi dan kontradiksi . Agama sangat erat terkait dengan sains tanpa harus melebur dengannya . Implikasi – implikasi agama bagi sains jauh lebih radikal , dan menyubur kan daripada yang dimungkinka oleh ketiga pendekatan yang  lain .[4]
Berkaitan dengan studi islam , berbagai pemaparan tersebut di atas , dapat dikaitkan dengan Al Qur’an Surat Al Imron 190 dan 191 yang menyatakan : ‘’sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda – tanda bagi orang yang berakal . Yaitu orang  - orang yang mengingat Allah sambil berdiri , duduk , atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : ya Tuhan kami , tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia – sia . Maha suci Engkau , peliharalah kami dari siksa neraka.
C.                Perspektif Islam terhadap Sains dan Teknologi
Perspektif Islam terhadap Sains dan Teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia sebagai khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Perspektif Islam terhadap Sains dan Teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5).
Ayat lain yang mendukung pengembangan sains adalah firman Allah Swt. yang berbunyi bahwa:
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-si. Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran: 190-191).
Ayat-ayat di atas adalah sebuah support yang Allah berikan kepada hambanya untuk terus menggali dan memperhatikan apa-apa yang ada di alam semesta ini. Tak heran, jika seorang ahli sains Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian terhadap Al-Quran dan Bibel dari sudut pandang sains modern, menyatakan bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang ringkas. Dengan membaca teks arab secara teliti sekali saya dapat menemukan catatan yang membuktikan bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.
Selain banyak memuat tentang pentingnya pengembangan sains, Al-Quran juga dapat dijadikan sebagai inspirasi ilmu dan pengembangan wawasan berpikir sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan. Hanya saja, untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan kemampuan untuk menggalinya secara lebih mendalam agar potensi alamiah yang diberikan Tuhan dapat memberikan kemaslahatan sepenuhnya bagi keselarasan alam dan manusia.
D.                Perkembangan dan Kemajuan Sains dan Teknologi menurut Al-Qur’an
Pengembangan sains merupakan tugas manusia, karena terus meneliti untuk mendapatkan ilmu baru adalah sebuah kewajiban bagi manusia. Di samping itu, Alloh menugaskan manusia untuk terus belajar dari apa yang diperoleh dari hasil kajian itu. Alloh memerintahkan agar manusia terus mengembangkan sains itu menjadi teknologi guna peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup manusia.
Karena upaya peningkatan taraf hidup adalah tanggung jawab manusia.Oleh karena itu, Alloh memberikan manusia kemampuan berpikir dan bekerja untuk menghasilkan teknologi baru dari apa yang mereka dapat dari hasil kajian ilmiah itu. Ilmu genetik molekuler dan kedokteran ditandai oleh perkembangan yang sangat luar biasa penghasil ilmu baru dan teknologi pengobatan yang canggih dari hasil kajian berbagai pakar kedokteran. Dibawah ini disajikan beberapa hasil kajian ilmiah dan pengembangan teknologi pengobatan yang diharapkan dapat menyelamatkan dan meningkatkan kualitas kesehatan manusia.
a)                  Sains Kedokteran dan Kesehatan
1.                  Sel buatan
Organisme yang hidup pada masa datang akan terbagi dua kelompok, yaitu kelompok yang alamiah artinya seluruh komponen sel dan organnya berasal dari hasil perkawinan. Sedangkan kelompok kedua organisme yang seluruh selnya berasal dari sel buatan yang berasal dari sumber yang diinginkan. Kecanggihan ilmu dan teknologi membuat sesuatu yang mustahil menjadi mudah. Kemajuan itu dalam kesehatan menciptakan teknologi baru dengan membentuk jenis baru sel manusia dari sistem cell. Sel ini disebut dengan pluripoten yang artinya sebuah sel punya kemampuan terbatas untuk berkembang menjadi banyak jaringan dari suatu organisme.
Alloh selalu mengisyaratkan bahwa kembangkanlah sains menjadi teknologi, karena hakikatnya sains dan teknologi yang dihasilkan itu adalah untuk keselamatan dan kesejahteraan manusia sesuai surat Yunus ayat 101, bahwa kajilah apa yang ada di bumi, karena kamu adalah sebagai pemimpin alam.
2.                  Transformasi Fungsi Sel
Selyang rusak akibat berbagai hal misalnya akibat penyakit kanker dan berbagai penyakit lainnya yang menyebabkan kerusakan sel dapat disembuhkan atau sel yang rusak itu diperbaiki dengan cara mencangkokkanstem cell kedalam tubuh penderita. Bila hasil ini berjalan baik, maka suatu harapan bagi penderita AIDS karena kekebalan tubuhnya yang hilang akibat diserang virus HIV dapat dikembalikan. Selain stemcell juga dikenal sel tunas. Sel tunas adalah suatu sel yang mempunyai kemampuan mengubah dirinya menjadi struktur yang berbeda dengan asalnya. Sel ini dapat berubah struktur menjadi sel embrio.
Dengan kemampuan yang luar biasa berkembang dan memiliki modifikasi yang luas menjadi setiap organ dalam tubuh manusia, sebenarnya sel tunas berkemampuan menciptakan manusia baru dari sel tunggal. Hal ini tentulah dengan kemajuan sains dan bioteknologi masa depan, dan pasti atas restu Alloh swt.
3.                  Genome
Genom (Ing. genome), dalam genetika dan biologi molekular modern, adalah keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme, atau khususnya keseluruhan asam nukleat yang memuat informasi tersebut.Secara fisik, genom dapat terbagi menjadi molekul-molekul asam nukleat yang berbeda (sebagai kromosom atau plasmid), sementara secara fungsi, genom dapat terbagi menjadi gen-gen. Istilah genom diperkenalkan oleh Hans Winkler dari Universitas HamburgJerman, pada tahun 1920, mungkin sebagai gabungan dari kata gen dankromosom atau dimaksudkan untuk menyatakan kumpulan gen.
Setiap organisme memiliki genom yang mengandung informasi biologis yang diperlukan untuk membangun tubuhnya dan mempertahankan hidupnya serta diwariskan ke generasi berikutnya.Dengan sejumlah interaksi kompleks, urutan nukleotida komponen penyusun asam nukleat digunakan untuk membuat semua protein pada suatu organisme pada waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini menjadi komponen pembentuk tubuh organisme atau memiliki kemampuan membuat komponen pembentuk tubuh tersebut atau mendorong reaksi metabolisme yang diperlukan untuk hidup. Kebanyakan genom, termasuk milik manusia dan makhluk hidup bersel lainnya, terbuat dari DNA (asam deoksiribonukleat), namun sejumlah virus memiliki genom RNA (asam ribonukleat).
Kajian yang mempelajari genom dikenal sebagai genomika (genomics). Saat ini, urutan nukleotida pada genom sejumlah organisme telah dipetakan seluruhnya dengan teknik sekuensing DNA dalam berbagai proyek genom, misalnya Proyek Genom Manusia yang diselesaikan pada tahun 2003. Perbandingan genom organisme dapat memberikan informasi mengenai karakteristik organisme tersebut, evolusinya, dan berbagaiproses biologis.
4.                  Rekayasa Genetik
Kemajuan sains dan teknologi saat ini yang masih belum ada kesepakatan para cendikiawan dan ulama. Bagaimana pandangan islam terhadap kemajuan yang luar biasa itu. Kita mengambil contoh kaitan agama Islam dengan kemajuan sains, khususnya genetika dan lebih fokusnya tubuh manusia yang saat ini dihebohkan akibat adanya kemungkinan cloning pada manusia.
Manusia super yang berpengaruh di jagad raya ini, atau manusia yang sangat dicintai ataupun manusia genius serta para artis cantik, mereka sama dengan manusia biasa akan mati. Mati merupakan proses alamiah secara biologis maupun proses kimiawi. Impian lahir kembali orang yang dicintai pada era kemajuan super canggih teknologi ini adalah hal yang lumrah dan tidak sulit. Keinginan untuk mengkloning diri sendiri atau orang lain adalah keinginan yang mungkin dilakukan saat ini. Alasan lain untuk mengklon manusia juga disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan seseorang untuk melahirkan anak (infertilitas), eugenics, mengalomania seperti yang dialamiHitler, keperluan akan spare park (suku cadang) atau organ manusia untuk tujuan transplantasi, membantu riset kedokteran atau hanya sekedar memuaskan rasa ingin tahu peneliti.
Pemakaian organ manusia sebagai objek penelitian saat ini masih bertentangan dengan hak asasi manusia. Kloning terbatas pada embrio manusia pada berbagai laboratorium telah diizinkan oleh salah satu laboratorium di bawah pengawasan House of Lords di Inggris. Melalui perdebatan sengit akhirnya Houseof Lords mengizinkan proses kloning terbatas pada manusia.
Proses itu adalah sebagai berikut :
a. Isolasi sel telur dari ibu sebagai donor untuk proses bayi tabung
b. Isolasi sel telur dan sperma untuk difertilisasi dalam tabung reaksi di laboratorium
c. Proses pembuahan telur dan tumbuh menjadi zigot dan embrio dikembangkan sesuai dengan proses alamiah dalam rahim ibu yang telah ditentukan calon ibu sebagai ibu bayi tabung
d. Sel yang bertumbuh hingga mampu menjadi berbagai tipe sel somatik (dikenal sebagai sel induk) berflasenta banyak
e. Terbentuknya sejumlah sel hingga 100 sel, pada tahap blastocyt dalam jangka beberapa hari setelah pembuahan
f. Proses kloning pada manusia hanya terbatas di laboratorium resmi yang terjaga dan dilindungi oleh undang-undang agar dapat dipertanggungjawabkan
Allah telah memberikan karunia kepada manusia kemampuan untuk mengiris dan menyambung DNA yang merupakan materi dasar yangmengatur kehidupan manusia itu dengan ditemukannya enzim endonuklease yang dapat memotong rangkaian DNA dan ligase yang dapat merangkai atau menyambung kembali. Dengan demikian, pakar genetika dan biologi molekuler telah mampu melakukan pengirisn DNA pada segmen tertentu, kemudian memindahkan irisan DNA tersebut dan disambungkan ke DNA lain dari makhluk yang lain pula. Inilah yang dikenal dengan rekayasa genetik.
5.                  Pandangan Islam terhadap Kloning Manusia
Kloning adalah proses penciptaan manusia melalui jalur aseksual tanpa perkawinan yang lazim dilakukan(Jumin,2002c). Proses penciptaan manusia ini telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Mukminun ayat 12-14.Setelah tubuh manusia tercipta, maka Allah kembali berfirman dalam surat As-Sajadah ayat 9.[10]
¢OèOçm1§qy™y‡xÿtRurÏmŠÏù`ÏB¾ÏmÏmr•‘(Ÿ@yèy_urãNä3s9yìôJ¡¡9$#t»|Áö/F{$#urnoy‰Ï«øùF{$#ur4Wx‹Î=s%$¨Bšcrãà6ô±n@ÇÒÈ
Artinya:Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Proses penciptaan manusia sebagai mana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah proses sunnatullah. Kloning pada manusiapun merupakan proses penciptaan melalui sunnatullah yang lain. Mengklon manusia secara alamiah tidak bertentangan dengan hukum alam(sunnatullah). Proses keilmuan apabila tidak mengikuti sunnatullah tidak mungkin terwujud. Dalam sunnatullah itu terdapat restu Allah.
Pendapat lain mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Tetapi mengapa kita manusia sendiri yang merusaknya dengan membuat kloning yang banyak mengandung miliaran sel yang abnormal.
Ilmu baru sempurna kalau beragama. Agama baru cukup kalau berilmu. Keduanya membuka rahasia alam dari seginya masing-masing. Keduanya adalah minuman yang tak terpisahkan,untuk menghilangkan dahaga jiwa manusia, sehingga manusia itu mencapai hidup yang seimbang. Tujuan dari agama yang benar dan ilmu yang benar hanyalah satu, yaitu menuju mendekati kebenaran yang mutlak. Ilmu itu untuk mengetahui dan agama untuk memperkuat iman beragama, dan agama untuk memberi arah mulia dari akal(Hamka,1977:199)

Pendekatan Studi Islam dalam Ilmu Fisika

Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu yang menguak rahasia alam dan mencari kebenaran tentang hukum-hukum yang berlaku di alam.
Pertama, unsur pertama dalam kegiatan fisika adalah observasi atau pengamatan terhadap bagian alam yang ingin kita ketahui sifat dan kelakuan pada kondisi tertentu. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan sebagaimana pada ayat 101 surah Yunus:
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لا يُؤْمِنُونَ
Katakanlah (wahai Muhammad): Periksalah dengan intizhor apa-apa yang ada di langit dan di bumi.
Perintah ini menunjukkan agar manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan alam di sekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal dan sumber bahan serta makanan selama hidupnya.
Kedua, pengukuran. Kuantifikasi dilakukan semaksimal mungkin, sebab segala sesuatu akan menjadi kabur dalam fisika apabila hanya dinyatakan secara kualitatif. Fisika adalah ilmu kuantitatif sebagaimana sains pada umumnya. Di dalam Al-Qur’an sendiri dinyatakan dalam ayat 49 surah al-Qomar:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Sesungguhnya Kami menciptakan segala segala sesuatu dengan ukuran.
Ketiga, analisis data yang terkumpul dari berbagai pengukuran atas besaran-besaran fisika yang terlibat, yang dilakukan melalui proses pemikiran kritis, dan yang keempat adalah evaluasi hasil-hasilnya dengan penalaran yang sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional. Pentingnya peranan pikiran yang kritis dan penalaran yang rasional ini bagi pengungkapan kelakuan alam semesta ditekankan dalam ayat 11 dan 12 surah an-Nahl:
Dia menumbuhkan bagimu, dengan air hujan itu, tanaman-tanaman zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat ayatullah bagi orang yang mampu berpikir. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu; dan bintang-bintang itu ditundukkan (bagimu) dengan perintah-Nya; sebenarnya pada yang demikian itu terdapat ayatullah bagi kaum yang menalar.
Contoh berikunya adalah lautan yang tidak bercampur satu sama lain. Firman Allah SWT,”Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing.” (Al Qur’an, 55:19-20).
Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan “tegangan permukaan”, air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
Newton tidak penemu dan menemukan teori gravitasi. Teori dan konsep gravitasi telah dijelaskan sebelumnya oleh ilmuwan muslim Al-Biruni dan juga oleh ilmuwan muslim Al-Kazimi. Jadi teori dan hukum gravitasi oleh Newton yang dikenal dunia ilmu pengetahuan sekarang, bersumber pada ide dan gagasan ilmuwan muslim sebelumnya yaitu Al-Kazimi dan Al-Biruni. Ilmuwan muslim tersebut belajar gravitasi, terinspirasi oleh ayat-ayat Al-Qur’an (wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW). Al-Kazini dan Al-Biruni disamping belajar ilmu sains juga belajar Al-Qur’an.  Sungguh  Al-Qur’an itu merupakan petunjuk bagi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta pedoman hidup di dunia maupun di akhirat.
Ketika manusia belum mengetahui tentang ilmu fisika, tegangan permukaan, maupun ilmu kelautan, Al-Quran telah menjelaskannya dari dulu, ketika mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, pada tahun 610 Masehi. Demikianlah beberapa contoh tentang keterkaitan antar Al-Quran dan ilmu fisika, karena Al-Quran sumber ilmu pengetahuan.



BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Sains atau ilmu alam (bahasa Inggris: natural science) adalah istilah yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai ilmu yang merujuk kepada obyek-obyek yang berada di alam yang bersifat umum dan dengan menggunakan hukum-hukum pasti yang berlaku kapanpun dan dimanapun.
Di dalam  pengertian pendekatan ilmu kealaman dalam studi islam, John F Haught membagi menjadi empat pendekatan dalam pengertian ini.Yaitu pendekatan konflik,pendekatan kontras,pendekatan kontak dan pendekatan konfirmasi.
Perspektif Islam terhadap Sains dan Teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi.
Hasil perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi meliputi sains kedokteran dan kesehatan, transformasi fungsi sel, genome, rekayasa genetik, dan kloning.

b. Kritik dan Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari tentunya makalah ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, baik itu kesalah tulisan atau kesalahan materi, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca dan dosen pengampu senantiasa kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. Pengantar  Studi  Islam. Yogyakarta: Pokja UIN Sunan Kalijaga, 2005.
Jumin, Hasan Basri. Sains dan Teknologi dalam Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012.
M. Atho’ Mudzhar. Pendekatan Studi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
M. Atho’Mudzhar. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar